Kapasitas pendinginan kompresor semi-hermetik pada dasarnya dipengaruhi oleh sifat termodinamika zat pendingin yang digunakan. Sifat-sifat ini meliputi titik didih zat pendingin, kapasitas panas spesifik, panas laten penguapan, dan karakteristik tekanan-suhu. Misalnya, zat pendingin dengan titik didih lebih rendah dapat menyerap lebih banyak panas pada suhu lebih rendah, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Sebaliknya, zat pendingin dengan kapasitas panas spesifik yang lebih tinggi dapat mentransfer lebih banyak energi, sehingga berdampak pada kapasitas pendinginan sistem secara keseluruhan. Sifat intrinsik zat pendingin menentukan jumlah panas yang diserap selama penguapan dan dilepaskan selama kondensasi, yang secara langsung mempengaruhi kapasitas pendinginan kompresor.
Hubungan antara tekanan dan suhu untuk zat pendingin tertentu berdampak signifikan terhadap kinerja pendinginan kompresor. Refrigeran yang berbeda beroperasi secara optimal pada tekanan berbeda untuk mencapai efek pendinginan yang diinginkan. Refrigeran yang memerlukan tekanan operasi lebih tinggi dapat mengakibatkan peningkatan konsumsi energi namun berpotensi meningkatkan kapasitas pendinginan, tergantung pada desain kompresor. Sebaliknya, zat pendingin yang beroperasi pada tekanan yang lebih rendah mungkin lebih hemat energi namun dapat menghasilkan kapasitas pendinginan yang lebih rendah jika kompresor tidak dioptimalkan untuk kondisi tersebut. Desain kompresor harus sesuai dengan karakteristik tekanan-suhu zat pendingin untuk menjaga pengoperasian yang efisien dan efektif.
Efisiensi volumetrik mengacu pada rasio volume aktual zat pendingin yang dipompa oleh kompresor dengan volume teoritis yang dapat dipompa. Efisiensi ini dipengaruhi oleh ukuran molekul dan kepadatan zat pendingin. Kompresor biasanya dirancang dengan mempertimbangkan zat pendingin tertentu, dan ketika zat pendingin yang berbeda digunakan, perubahan kepadatan dan struktur molekul dapat menyebabkan variasi dalam jumlah zat pendingin yang dipindahkan per siklus. Refrigeran dengan densitas lebih rendah dapat mengurangi efisiensi volumetrik, sehingga menurunkan kapasitas pendinginan. Di sisi lain, zat pendingin dengan kepadatan lebih tinggi dapat meningkatkan efisiensi volumetrik, asalkan kompresor mampu menangani tekanan dan suhu terkait.
Efisiensi pendinginan adalah ukuran seberapa efektif suatu zat pendingin dapat mentransfer panas dalam sistem pendingin. Refrigeran dengan sifat perpindahan panas yang lebih baik dapat menyerap dan melepaskan panas dengan lebih efisien selama siklus pendinginan. Efisiensi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti konduktivitas termal dan panas spesifik zat pendingin. Refrigeran dengan konduktivitas termal dan panas spesifik yang tinggi dapat meningkatkan proses pertukaran panas, sehingga menghasilkan kapasitas pendinginan yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika zat pendingin memiliki sifat perpindahan panas yang buruk, kapasitas pendinginan kompresor dapat berkurang, meskipun sistemnya dirancang dengan baik.
Rasio kompresi adalah rasio tekanan pelepasan terhadap tekanan hisap di dalam kompresor. Rasio ini sangat penting karena menentukan kerja yang harus dilakukan kompresor untuk mengompresi zat pendingin dari kondisi bertekanan rendah dan bersuhu rendah ke kondisi bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Refrigeran yang berbeda memerlukan rasio kompresi yang berbeda untuk mencapai efek pendinginan yang sama. Rasio kompresi yang lebih tinggi sering kali menunjukkan lebih banyak kerja dan masukan energi, yang berpotensi meningkatkan kapasitas pendinginan namun mengorbankan efisiensi dan meningkatkan keausan pada kompresor. Refrigeran yang beroperasi secara efisien pada rasio kompresi yang lebih rendah dapat memberikan kinerja yang seimbang dengan konsumsi energi yang lebih rendah, namun hal ini sangat bergantung pada aplikasi spesifik dan desain kompresor.
Unit Kondensasi Paralel Kompresor Semi-Hermetik