Berita

Pengaruh perubahan suhu evaporasi pada mesin sirkulasi air pendingin

Untuk perubahan suhu chiller, suhu yang berbeda memiliki efek yang berbeda pula.
Setelah besarnya beban pendinginan dan kondisi suhu pengoperasian dipastikan, kapasitas pendinginan dan daya poros yang diperlukan dapat dihitung. Namun pada saat pengoperasian mesin terjadi siklus pendinginan air Pendingin Pada sistem refrigerasi, kondisi temperatur yang digunakan sering berubah sehingga mempengaruhi kapasitas refrigerasi dan daya poros.
Ketika suhu kondensasi tidak berubah dan suhu penguapan 0°C, -15°C, -30°C, perubahan kapasitas pendinginan dan daya poros adalah sebagai berikut:
Setelah suhu penguapan diubah, kapasitas pendinginan per satuan berat q=i1-i6 juga berubah. Ketika suhu penguapan 0℃, -15℃, -30℃, nilai q berubah.
Suhu penguapan berubah sebesar 15°C, dan nilai q berubah sebesar 5kkal/kg, yang menyumbang sekitar 1,85% dari seluruh kapasitas pendinginan. Setelah suhu penguapan berubah, volume spesifik gas isap juga berubah secara signifikan, yang sangat mengubah berat dan kualitas cairan zat pendingin. Dapat dilihat dari rumus Q=Vh/υ1ηv(i1--i6) bahwa jika efisiensi volumetrik ηv tidak berubah dan perpindahan teoritis lemari es sama, maka semakin rendah suhu penguapan dan semakin besar υ1 maka semakin kecil aliran berat refrigeran. Kapasitas pendinginan kemudian akan sangat berkurang.
Ketika suhu penguapan naik dari -15°C ke 0°C, tekanan isap hampir dua kali lipat, sedangkan laju aliran berat zat pendingin meningkat sebesar 76%, yaitu kapasitas pendinginan meningkat sebesar 76%; dan ketika suhu penguapan turun dari -15°C menjadi -30°C. Ketika aliran berat berkurang sebesar 53%, kapasitas pendinginan berkurang sebesar 53%. Terlihat bahwa ketika suhu evaporasi naik 15°C dan turun 15°C, laju perubahan kualitas refrigerasinya berbeda.